RUKUN ISLAM
Lima Rukun Islam
Rukun itu bermakna : sendi. Setiap bangunan apapun memerlukan beberapa sendi untuk tempatnya berdiri. Agama itu sebagai suatu lembaga memiliki lima sendi, yakni lima kewajiban yang bersipat kebaktian dan mesti dipenuhi oleh setiap Muslim.
Syahadatain, yakni Dua Pengakuan. Dua Pengakuan itu suatu kemestian bagi setiap Mukmin sebagai azas Keimanan. Apa yang dimaksudkan dengan Dua Pengakuan itu telah diuraikan lebih dahulu.
Shalat, yakni sembahyang. Shalat, itu suatu kebaktian yang mesti dikerjakan setiap Muslim sebanyak lima kali di dalam lima waktu pada setiap hari.
Shalat Subuh terdiri atas dua rakaat, temponya pada dinihari setelah fajar menyingsing dan sebelum matahari terbit.
Shalat Dzuhur terdiri atas empat rakaat, temponya tengah hari setelah matahari tergelincir dan sebelum petanghari. yakni lebih kurang sampai pukul 15.00.
Shalat Ashar terdiri atas empat rakaat, temponya petanghari yakni lebihkurang pukul 15.00 sampai matahari terbenam.
Shalat Maghrib terdiri atas tiga rakaat, temponya sesudah matahari terbenam sampai lebih kurang pukul 20.00
Shalat Isya terdiri atas empat rakaat, temponya sejak lebihkurang pukul 20.00 sampai fajar menyingsing.
Semuanya berjumlah 17 rakaat dan pada setiap rakaat itu ada bacaan-bacaan tertentu yang mesti dibaca. Semuanya itu suatu kemestian. Kecuali suatu pengabdian diri seorang manusia terhadap Allah Maha Esa maka Shalat itupun bertujuan melatih kejiwaan supaya tetap ingat (Zikra) kepada Allah Maha Kuasa pada setiap saat didalam kehidupan. Dari kejiwaan yang bersih dan kidmat terhadap Allah itu diharapkan lahir amal-amal Kebajikan di dalam kehidupan sehari-hari dan penghindaran diri dari amal-amal Kejahatan, (An-Kabû t, 29 :45).
Shaum, yakni Puasa. Puasa itu menahan makan dan minum selama duabelas jam pada siang hari, dan juga setiap tindak- laku yang tercela. Puasa itu berlangsung sebulan lamanya terus menerus, dan temponya ialah bulan Ramadhan pada setiap tahun. Puasa di dalam bulan Ramadhan itu dinyatakan fardhu, yakni wajib dan mesti. Berpuasa di luar bulan Ramadhan amat dianjurkan, disebut puasa Nafilat, yakni suatu kebaktian yang dipujikan tapi bukan mesti.
Zakat, yakni Sumbangan-Waiib, Sumbangan-Wajib itu dibebankan atas setiap jenis Harta dan Jasa yang merupakan penghasilan, dan jumlahnya sudah melebihi batas tertentu (al-Nishab).
Batas tertentu itu pada azasnya seharga Dua puluh Wangmas (Dinar) ataupun Dua ratus Wangperak (Dirham). Yaitu pertimbangan harga-harga pada masa hidup Nabi Muhammad.
Penghasilan pertanian apapun, yang melebihi batas tertentu itu dikenakan 20 % dari hasil-Panen, jikalau pertanian itu diairi curah Hujan beaka. Tetapi diringankan menjadi 10 % dari hasil-Panen bilamana pertanian itu diairi melalui saluran- saluran irigasi ataupun melalui pompanisasi, apalagi jikalau melalui pengangkutan air. Pada bagian pertama itu bekerja sepenuhnya kodrat- nahi, akan tetapi pada bagian kedua itu ikut serta kodrat-Insani.
Penghasilan yang bukan pertanian, yang tergantung pada kecukupan dan kemampuan insani, cuma dikenakan 2½ % dari jumlah Penghasilan. Di dalam pengertian bukan-pertanian itu tennasuk seluruh jenis Penghasilan, baikpun yang bersipat bulanan atau tahunan atau sesewaktu, maupun yang berasal dari sumber dagang ataupun sumber usaha ataupun sumber jasa.
SALAM :
(
1)
728